TOP GUIDELINES OF KISAH MALAM PERTAMA

Top Guidelines Of kisah malam pertama

Top Guidelines Of kisah malam pertama

Blog Article

“Aaaahh… aah… aaaaaaaaarrrgghh…” tepat dimana titik itu melebihi batas maksimum, seperti terjadi ledakan pada kami bersamaan dengan suara lenguhan kami.

Namun, akan ada beberapa persoalan yang akan bermain dalam fikiran setiap pasangan sebelum menempuhi dan menikmati malam pertama mereka.

Hadiah yang masih belum dibuka ku susun ke tepi. Lampu ku tutup. Merebah diri ke katil pengantin, aku menoleh ke arah isteriku.

“Aaah… aah… Fer… aah…” kurasakan sesuatu ingin meledak dari dalam tubuhku. “Aaaaaarrgh…” aku melenguh dan mengeluarkan cairan dari vaginaku.

Ada cairan bening yang keluar dari ujung penisnya yang berkerut karena terangsang. “Aaaahh… terus, sayang… aaah…” racaunya. “Yaah… seperti itu… hhhh…”

Ia standard untuk anda berperasaan begitu namun anda juga perlu bijak untuk mengawal diri anda, pasangan anda dan juga suasana supaya semuanya berada didalam kawalan anda.

Sedang Ayu mengimbas kembali memori hari dia di sekolahkan mengenai seks, tiba tiba bahunya terasa di sentuh. 

Aku merasakan lidahnya mencari celah untuk masuk ke dalam mulutku. Kubuka mulutku, membiarkan lidahnya masuk untuk bertemu lidahku. Saling membelit dan bertukar air liur.

Sekali lagi penulis ingin ingatkan supaya anda tidak terlalu negatif terhadap pasangan anda dengan bersangka buruk kerana ada banyak sebab yang boleh menyebabkan pecah dara ini berlaku.

“Jangan ditahan…” bisiknya sepelan angin. “Ayo kita bernyanyi bersama, dan saling menulis skenario di atas tubuh ini,”

Dah dah pegi mandi dulu" click here Ayu menolak Hisham ke arah pintu dan Hisham hanya tersenyum melihat telatah isterinya. Dia tahu isterinya sangat gemuruh untuk melalui malam ini. Dia saja mengusik, mencabar nafsu isterinya. 

Sesekali kulihat wajah suamiku yang tak henti menatap wajahku sambil tersenyum hingga akhirnya dia menggunakan telunjuknya untuk menganggat daguku agak tak terus tertunduk.

Walaupun suamiku tak hansem dan badannya pon besar tapi aku sangat puas dan bahagia dan hingga kini suamiku masih segagah dulu biarpun kami tah mempunyai 4 orang anak.

“Abang kan sekarang sudah menjadi suami adik, tak perlu malu seperti itu lagi dong! Kita sudah halal untuk berdua-duaan dikamar seperti ini, jangan takut digerebek hansip atau pak RT kaya semasa tunangan dulu” canda suamiku coba mencairkan suasana. Aku hanya mengangguk sambil sedikit tertawa namun tetap menujukkan rasa malu.

Report this page